Postingan

Siapapun Boleh Tau II... Kenapa ada kenangan? Yak karena ada kolaborasi antara ingatan dan pengalaman. Kita tidak bisa menyentuh ruang kenangan kita, apabila kita tidak menempatkan ingatan pada posisi yang sulit ditemui. Tulisan ini sebagai bentuk mengabadikan sebagian ingatan, agar suatu saat nanti aku akan bilang “semenarik inikah hidup hingga aku mau menulis” Yusup Bachtiar -11/03/2016- Orang hebat tidak akan meninggalkan orang-orang di belakangnya, tapi dia akan bilang ‘you are part in my life’. Lakukanlah apa yang pernah aku lakukan -24 Februari 2016- Tempatkanlah hal yang berarti bagimu dalam ingatan yang mudah ditemui -28 Februari 2016- Kita akan sulit dihargai oleh orang lain selama kita belum memiliki apa-apa -1 Maret 2016- Hanya kebaikan dan kesabaran yang membawa kita pada masa-masa dimana nikmatnya arti perjuangan -1 Maret 2016- Belajarlah untuk memberi, karena begitu sulitnya hidup dalam ketiadaan -3 Maret 2016- Aku akan menasihati
Siapapun Boleh Tau.. Sengaja aku menulis ini, bukan marah, benci ataupun benegatif tapi biar aku bisa ketawa bahagia ketika aku mempunyai kesempatan hidup lebih lama lagi jangan menunggu disemangati dan dibahagiain oranglain, mungkin saja diri kita ini yang ditakdirkan untuk menyemangati dan membahagiakan oranglain. Bersyukurlah -2 Mei 2015- Kesederhanaan yang sulit adalah kerendahan hati -9 Mei 2015- Melankolis itu bukan lemah, puitis itu bukan alay, tapi terkadang kita sering menegasikan cara-cara seperti itu -14 Mei 2015- Buat apa penjelasan kalau memang saling mengerti -23 Juli 2015- Aku mungkin tidak bisa menjadi yang terbaik, tapi aku akan selalu berusaha untuk jadi lebih baik -29 Juli 2015- Setidaknya aku pernah merasakan bagaimana berada pada kondisi antara menghargai dan dihargai -5 Agustus 2015- Kesabaran dan ketenangan yang akan membawa kita melewati kekhawatiran -7 Agustus 2015- Dalamnya sungai bisa diukur, dalamnya hati si

Membangun konsolidasi di Bumi Siliwangi

Oleh Yusup Bachtiar                 Pesta demokrasi  Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (REMA UPI) telah dimulai. REMA UPI sedang menanti siapakah yang akan menjadi Presiden dan wakil Presiden selanjutnya. Momentum Pemilihan ini dianggap sebagai pintu harapan perbaikan atau malah sebaliknya perubahan yang diharapakan tidak terjadi. Mengingat perjalanan dinamika organisasi mahasiswa UPI memiliki berbagai problema dan tantangan yang sampai saat ini tak kunjung terselesaikan. Hal itu ditandai dengan menurunnya partisipasi mahasiswa  terhadap keberadaan BEM REMA UPI;  polemik pro kontra legalitas BEM tingkat fakultas;  melemahnya tingkat konsolidasi pergerakan antar himpunan dan antusiasme mahasiswa yang disorientasi terhadap organisasi; kurang terlihatnya peran lembaga suprastruktur seperti DPM dan MPM REMA UPI; partisipasi keterlibatan budaya politik yang minim dan bahkan nampak jelas dalam partisipasi penyelenggaraan Sidang Umum (SU) setiap tahunnya . Sehingga ini

Sudahkah kita siap?

Hari yang ditunggu-tunggu sebentar lagi akan kita hadapi, hari yang bersejarah dan sangat menentukkan bagi masyarakat Indonesia. Kemana nasib dan arah bangsa ini akan berlabuh, ketika genderang politik akan mencapai titik klimaksnya pada tanggal 9 Juli 2014. Pemimpin yang diidam-idamkan akan mempertaruhkan perjuangannya pada hari itu dan suara rakyatlah yang akan menjawab itu semua. Apakah Kemenangan atau kekalahan yang didapatkan oleh kita semua masyarakat Indonesia ataukah kekecewaan yang kita dapatkan dari hasil tesebut? Tentunya hasil itu semua adalah kemenangan bagi masyarakat Indonesia dan mungkin menjadi suatu kekalahan bagi kaum yang selalu mengedepankan sisi ambisius dan kepentingan politiknya. Saat ini kita sering melihat begitu intensnya propaganda politik, adu visi-misi, riuh kampanye, perang urat saraf dan bahkan politik tak bermoral yang terkadang sering kita jumpai dibeberapa media yang ada. apakah ini bentuk cerminan terhadap keberlangsungan negara kita kelak. Disa

Caleg atau mobil mogok

Oleh Yusup Bachtiar Hampir mendekati dipenghujung tahun 2013 yang sedikit lagi dihadapkan oleh prediksi oleh setiap orang bahwa tahun selanjutnya akan dihadapkan pada tahun yang penuh dengan peristiwa politik. Walaupun tak dipungkiri bahwa tahun 2013 pun telah diwarnai begitu banyak pernak-pernik peristiwa yang cukup menguras pikiran dan emosi kita sebagai masyarakat Indonesia. Selajutnya yang harus menjadi perhatian kita semua adalah terkait pemilu 2014 yang akan diawali dengan pemilu calon legislatif untuk memilih para calon yang katanya wakil rakyat yang jatuh pada tanggal 9 April 2014. Selanjutnya adalah pemilihan presiden dan wakil presiden yang jatuh pada tanggal 9 juli 2014. Hal inilah yang sudah mulai tampak gelora kampanye politik saat ini. Ada apa sih dengan mereka yang akan menyalonkan diri? Memang tidak ada yang salah dari momen pencalonan tersebut. Akan tetapi yang patut untuk dikritisi adalah apakah janji-janji manis yang dilontarkan sesuai dengan hati nurani dan y

Rekonstruksi Pemahaman Kebangsaan

Oleh : Yusup Bachtiar               Sudah begitu lama kita melewati masa-masa dimana pada saat itu para pejuang dan para founding father berusaha sekuat tenaga mengorbankan segala bentuk pengorbanannya, baik itu moril maupun materil bahkan seluruh tumpah darah dan air mata. Sudah menjadi saksi sejarah bagi bangsa dan Negara Indonesia bahwa berdiri dan berdaulatnya Indonesia tak lepas dari bercucurannya darah dan air mata. Sehingga inilah yang menjadikan bangsa kita menjadi bangsa yang penuh dengan suka dan duka dalam perjuangannya. Dewasa ini kita dihadapkan dengan begitu banyaknya tantangan seperti masuknya pengaruh ideologi atau pandangan pemikiran dan budaya asing. Memang terlintas hal tersebut tidak mengkhawatirkan, tapi masuknya hal tersebut menjadi salah satu hal yang patut untuk di khawatirkan sebagai bentuk antisipasi. Sebab implikasinya begitu komleks terhadap kelangsungan bangsa dan generasi penerusnya. Bayangkan jika masyarakat Indonesia terus-menerus dicekoki oleh p

Nasionalisme 120 menit

Oleh Yusup Bachtiar            Begitu panjang perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Butuh waktu yang lama pula untuk mensolidkan segala bentuk perbedaan dan ambisi dari berbagai sudut perjuangan dari sudut daerah, suku, ras, agama dan golongan. Selain itu butuh penyatuan konsep yang lama pula untuk memperkokoh ideologi bangsa Indonesia dalam menata roh negeri ini. Namun itu terjawabkan dalam catatan sejarah dan doktrinasi bahwa Indonesia butuh 350 tahun lamanya untuk memperoleh sebuah kebebasan dari belenggu penjajah yakni sebuah kemerdekaan dan sebuah pernyataan kuat terhadap negeri ini dari tangan pihak asing. Perjuangan mengatas namakan bangsa Indonesia, bahasa persatuan Indonesia dan tanah air satu Indonesia tercinta.            Kini bentuk perjuangan nampak berbeda dan begitu serentak saat-saat ini. Bukan lagi berperang militer dengan bangsa asing, bukan lagi berkeluh kesah akan sebuah penderitaan dan bukan lagi meneteskan darah. Melainkan seb